Jadi teringat pada kenangan itu :) Assesment Jakim, mahal sekali kenangannya walaupun sekejap.
Saya sudah mendapatkan jawapan yang dinantikan. --Dukacita: Saudari Tidak Terpilih--
Syahadah: "Entah Dukacita... @ Sukacita...?" =)
Dalam Istikharah, saya meminta yang terbaik sahaja.. Dan semoga... ini yang terbaik. Dia tidak akan izinkan....kalau Dia tidak mahu. Dia.. yang saya cintai lebih dari segala-galanya di dunia dan akhirat ini.. Justeru, saya sangat akur. Dengan izin-Nya.
Lalu seorang insan yang sangat penting dalam hidup saya menghantar mesej kepada saya. Padahal boleh saja saya dan beliau berbicara di rumah. Tapi umur dewasa ini telah membataskannya. Ternyata saya ini, bukan lagi seorang puteri kecil. SMS - menjadi penghubung - Komunikasi berhadapan mungkin tambah merimas dan menyesakkan ruang jiwa saya.. Beliau faham itu. Beliau... dengan caranya yang tersendiri.. memang seorang yang amat memahami. Saya cinta beliau... Dan kasih sekali sama beliau..
"Apa tidak mahu minta J-QAF...? Stabil secepatnya, secepatnya dapat membina keluarga..."
Ada dua soalan di situ. Soal kerjaya. Dan soal hati.. Kedua-duanya soalan berat, bagi seorang yang awal dewasa. Seperti saya.
J-QAF, Allahu Akbar.... Serasanya, itulah pilihan terakhir saya.. Jiwa mendidik itu sebenarnya sangat amat ada. Hasil turunan beliau dan kekasih beliau. Tapi, menjadi seorang guru, saya sungguh-sungguh tidak layak. Saya tidak mampu. Saya tidak sabar. Dan bukan jiwa saya. Saya...mahu jiwa saya sendiri.
Dan soal keluarga. Soal keluarga bermakna soal hati. Soal hati bermakna soal perasaan. Soal perasaan bermakna soalan serius. Soalan serius yang aneh. Ya, soalan yang amat aneh sekali. Bagi hati dan jiwa saya ini.
Dengan terbata-bata saya membalas mesej beliau. Dan ia tamat di situ sahaja. Semoga beliau faham diri saya ini. Dan tidak pernah meragukan lagi.
Akhir akhir ini saya jarang dapat menulis..
Ya..menulis segala-galanya..
Menulis coretan-coretan diri.. menulis cerpen buat dihantar ke majalah.. menulis dalam blog.. apatah lagi menulis untuk kajian dan pengajian sarjana... Entah kenapa..
Sibukkah saya? Atau buat-buat sibuk sahaja...
Semakin meningkat umur ini..semakin rasanya menjadi seorang yang makin bodoh..cetek ilmu..dangkal perilaku.. suram hikmah.. kurang pedoman.. tersasar akhlak..
Segala-gala yang dilakukan terasa salah sahaja.. semuanya terasa tidak kena. Di pandangan manusia apatah lagi di pandangan Ilahi Rabbi.... Merasa sungguh tidak L-A-Y-A-K... Allahu Akbar... ~
Sungguh-sungguh dewasa ini memberikan nilai yang mahal sekali.
Ah... tidak tahu untuk menuliskan apa lagi..
Biar saya pergi membaca, berkhalwat dengan Sang Pencinta, menadah ilmu dahulu..
Sampai masanya saya bakal kembali, menjadi Superwoman Islam =)
Doakan ~ Blogger Templates
Ada kesempatan di sini, ingin rasanya berkongsi rahsia di hari lahir.
Bagi yang masih tidak tahu, boleh calculate di sini (CLICK HERE)
Kadang-kadang ana suka juga benda-benda begini.
Bukan apa, sekadar memberi peluang mengenali diri dan potensinya.
Apapun, ada kata pepatah mengatakan "You are what you're thinking of".
Hanya kita yang lebih kenal diri kita sendiri. Dan Allah pula Yang Maha Mengenal.
Kerna Dia lebih dekat dari urat leher kita, closer than our veins. He created us. We are from Him.
Thus, of course He is THE ONE who REALLY... Know us... Recognize us.. Understand us... Feel us.. Care of us.. Value of us.. Emphatize of us.... Love us.....! HE'S THE ONE THAT REALLY.. Not Even Your Mother, Your Father or Your Sweetheart...!
“Diriwayatkan daripada Umar bin al-Khattab r.a., berkata bahawa beberapa orang tawanan dihadapkan kepada Rasulullah s.a.w. Seorang wanita di antara tawanan itu mencari-cari, ketika dia menemukan seorang anak (bayi) di antara para tawanan itu, dia ambil dan dia dakapkan keperutnya untuk disusui. Melihat keadaan itu, Rasulullah s.a.w. bersabda kepada kami (para sahabat), ‘Adakah kalian berpendapat wanita ini sampai hati melemparkan anaknya ke dalam api ?’ Kami menjawab, ‘Tidak, demi Allah, sedangkan dia mampu untuk tidak melemparkannya.’ Rasulullah s.a.w. bersabda, ‘Sungguh, Allah lebih menyayangi para hamba-Nya, berbanding wanita tersebut terhadap anaknya.” (HR Muslim)
Allah ~ Chommal Sarangae!
And I am Tuesday-ian. Hm... I have to admit that it is almost exactly! What are yours? (^_^)
Ia adalah wanita yang terus hidup dalam hati suaminya walaupun telah meninggal dunia. Tahun demi tahun terus berganti namun tidak dapat mengikis kecintaan sang suami padanya. Panjangnya masa tidak dapat menghapus kenangan bersamanya di hati sang suami. Bahkan sang suami terus mengenangnya dan bertutur tentang andilnya dalam ujian, kesulitan dan musibah yang dihadapi. Sang suami terus mencintainya dengan kecintaan yang mendatangkan rasa cemburu dari istri yang lain, yang dinikahi sepeninggalnya. (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil) Suatu hari isteri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain (yakni ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha) berkata, “Aku tidak pernah cemburu kepada seorang pun dari isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti cemburuku pada Khadijah, padahal aku tidak pernah melihatnya, akan tetapi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebutnya.” (HR. Bukhari) Ya, dialah Khadijah bintu Khuwailid bin Asad bin ‘Abdul ‘Uzza bin Qushai. Dialah wanita yang pertama kali dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bersamanya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membina rumah tangga harmonis yang terbimbing dengan wahyu di Makkah. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menikah dengan wanita lain sehingga dia meninggal dunia. Saat menikah, Khadijah radhiyallahu ‘anha berusia 40 tahun sementara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berusia 25 tahun. Saat itu ia merupakan wanita yang paling terpandang, cantik dan sekaligus kaya. Ia menikah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tak lain karena mulianya sifat beliau, karena tingginya kecerdasan dan indahnya kejujuran beliau. Padahal saat itu sudah banyak para pemuka dan pemimpin kaum yang hendak menikahinya. Ia adalah wanita terbaik sepanjang masa. Ia selalu memberi semangat dan keleluasaan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari kebenaran. Ia sendiri yang menyiapkan bekal untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau menyendiri dan beribadah di gua Hira’. Seorang pun tidak akan lupa perkataannya yang masyhur yang menjadikan Nabi merasakan tenang setelah terguncang dan merasa bahagia setelah bersedih hati ketika turun wahyu pada kali yang pertama, “Demi Allah, Allah tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Karena sungguh engkau suka menyambung silaturahmi, menanggung kebutuhan orang yang lemah, menutup kebutuhan orang yang tidak punya, menjamu dan memuliakan tamu dan engkau menolong setiap upaya menegakkan kebenaran.” (HR. Muttafaqun ‘alaih) (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil) Pun, saat suaminya menerima wahyu yang kedua berisi perintah untuk mulai berjuang mendakwahkan agama Allah dan mengajak pada tauhid, ia adalah wanita pertama yang percaya bahwa suaminya adalah utusan Allah dan kemudian menyatakan keislamannya tanpa ragu-ragu dan bimbang sedikit pun juga. Khadijah termasuk salah satu nikmat yang Allah anugerahkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia mendampingi beliau selama seperempat abad, menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau pada saat-saat yang kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat, juga rela menyerahkan diri dan hartanya pada beliau. (Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfury di dalam Sirah Nabawiyah) Suatu kali ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah beliau menyebut-nyebut Khadijah, “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita lain selain Khadijah?!” Maka beliau berkata kepada ‘Aisyah, “Khadijah itu begini dan begini.” (HR. Bukhari) Dalam riwayat Ahmad pada Musnad-nya disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “begini dan begini” adalah sabda beliau, “Ia beriman kepadaku ketika semua orang kufur, ia membenarkan aku ketika semua orang mendustakanku, ia melapangkan aku dengan hartanya ketika semua orang mengharamkan (menghalangi) aku dan Allah memberiku rezeki berupa anak darinya.” (Mazin bin Abdul Karim Al Farih dalam kitabnya Al Usratu bilaa Masyaakil) Kerananya wahai muslimah, jika engkau ingin hidup dalam hati suamimu maka sertailah dia dalam mencintai dan menegakkan agama Allah, sertailah dia dalam suka dan dukanya. Jadilah engkau seperti Khadijah hingga engkau kelak mendapatkan apa yang ia dapatkan. Sebagaimana yang diriwayatkan dalam Shahih Bukhari, Jibril mendatangi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan.” Wahai muslimah, maukah engkau menjadi Khadijah yang berikutnya?